Ogah Cerai, Bawa Dukun ke Pengadilan, Pengunjung Geger
Foto : |
Ismaul Choiriyah -Wartawan Radar Surabaya
Di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya Jumat (7/2), Radar Surabaya menghampiri Karin (nama samaran) yang tengah duduk sendirian. Terjadilan sebuah obrolan menarik. Tentang tarik ulur perceraiannya, hingga melibatkan dukun segala.
“Wah dua minggu yang lalu rame, Mbak, pengadilan. Sampai jadi tontonan banyak orang. Wes gak peduli aku,” katanya, ngakak.
Rupanya, di persidangan pertamanya, Donwori, suami Karin, berbuat onar. Donwori (nama samaran) awalnya memohon-mohon sampai berlinangan air mata. Ia membujuk Karin agar mau kembali. Namun setelah keluar dari persidangan, Donwori malah menghardik Karin.
Ia mengabsen semua nama hewan di kebun binatang dengan kesungguhan dan penuh penekanan. Di hadapan Karin, rupanya dia tak terima. Upayanya untuk melakukan mediasi tak ditanggapi oleh Karin.
“Mau tak tanggapi bagaimana. Aku sudah capek dikasari terus. Jadi suami bukannya bisa ngemong, malah sebaliknya. Nyakitin istri terus kerjaannya,” keluh Karin.
Hubungan Karin dengan Donwori memang boleh dibilang sangat pendek. Masih tiga tahun. Tapi, waktu segitu cukup untuk membuat Karin mantap berpisah.
Karin kapok. Suaminya terlalu egois. Suka main tangan pula. Tak cukup itu, ketika marah, kata-katanya pedas dan menusuk.
Lucunya, ketika itu Donwori juga mendatangkan seorang dukun dari Jombang. Yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri.
Dukun yang didatangkan itu fungsinya dua. Menjalankan tugas utamanya mengirim jampi-jampi selama keduanya sidang, sekaligus menjadi konsultan pernikahan.
“Yakin aku, pas sidang dikirimi dungo. Kalau enggak, ngapain dia (kakak Donwori) di sini. Tapi sayange gak berhasil tuh,” kata Karin penuh kemenangan.
Perannya sebagai konsultan pernikahan terjadi sesaat sebelum percekcokan Karin dan Donwori pecah. Si dukun menasegati Karin agar mempertimbangkan kembali keinginan untuk berpisah.
Dia memohon kepada Karin agar lebih tenang mengambil sikap, jangan gegabah. Yang dijawab Karin menohok.
“Langsung tak jawab ambek aku, sampeyan sih Mas gak ngerti kayak apa kelakuan adik sampeyan di rumah. Kalau dia bersikap baik, tentu saja aku gak akan minta cerai,” cetus Karin.
Dan setelah itu, perang antara Karin dan Donwori di lorong ruang tunggu itu semakin memanas. Tak hanya mengabsen hewan-hewan saja.
Donwori mulai mengada-ada dengan menuduh Karin tak perawan. Menuduh anaknya bukan darah daging Donwori, mengolok-olok Karin wanita gampangan dan segalanya yang buruk. Donwori tumpahkan semuanya.
Karin pun saat itu tak mau kalah. Ia beberkan semua alasannya menggugat Donwori. Mulai karena tak tanggung jawab, tak mampu menafkahi, kasar, tak bisa jadi panutan, dan utang besar yang ditimbulkan Donwori sejak awal menikah. Semua dia sampaikan.
“Lucune, Mbak, ngerti separah itu percekcokanku dengan Donwori, dia ngelerai kita. Ngajak Donwori pulang, dan bilang gini, ‘Kayake aku wes gak bisa lagi membantu menyelamatkan rumah tanggamu, lebih baik kalian cerai.’ Baru ngerti dia, gimana kelakuane adike,” kata Karin sembari tertawa.
Karin sendiri yakin, mungkin selama ini Donwori juga memaksa kakaknya untuk menjampi-jampinya agar mau kembali. Sayang sekali, agaknya doanya gak manjur.
“Yakin aku dia pakai doa-doaan dari Mase. Wong usaha aja pake prewangan juga, apalagi begini. Sayang gak mempan ya,” ujarnya.
(sumber /pojoksatu)
Post a Comment