Header Ads

deskripsi gambar

Festival Pengantin Sahur Desa Pulau Palas Semarak

Foto : 
Indragirione.com - Festival Pengantin Sahur  dengan tema Membangun dan Melestarikan Budaya Negeri, suatu budaya daerah Indragiri Hilir yang selalu ditampilkan di bulan ramadhan.


Pengantin sahur merupakan seni budaya pawai sahur yang diperlombakan dengan mengarak layaknya pengantin bersanding yang merupakan sepasang pria yang sudah di make up,  diadakan Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, tepatnya di lapangan sekolah MDTA Al-Falah pada malam ke 21 ramadhan.


Hadir dalam acara Festival Pengantin sahur camat Tembilahan Hulu bapak M. Nazar. S.Sos. M.Si., kepala Dinas Pariwisata yang diwakili oleh Kabid kebudayaan, Kepdes Pulau Palas, dan tamu undangan dan ratusan pengunjung.

"Festival pengantin sahur tahun ini sangat berbeda sekali, karena mengangkat nilai Islami-nya yang perlu dikedepankan. Maksudnya ialah para peserta festival pengantin sahur harus berpakaian muslim, pawai dengan musik bernuansa islami, harus memiliki hiasan yang berbahan kelapa hal ini juga dijadikan peraturan dari festival pengantin sahur" jelas Tengku Sayed Basiru. S.Hum sebagai ketua panitia pelaksana.


Sementara itu kepala Desa Pulau Palas, Arifin. S.Ag mengatakan bahwa Festival Pengantin Sahur tidak dengan musik yang senorok dan hot, namun dengan musik religi.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia, pemuda-pemudi yang menjaga keamanan, ketertiban sehingga acara dapat berjalan dengan lancar" jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata melalui Raja Indra Maulana. S,.Pd. M.Pd Kabid kebudayaan mengatakan," saya sangat  mensuport kegiatan ini, karena merupakan budaya lokal yang perlu dilestarikan, dikembangkan dan kelak menjadi objek wisata.

"Budaya ini sangat luhur dan mempunyai nilai positif yang dikandungnya, tidak akan pernah merusak masyarakat dan komunitas budaya itu sendiri. Di daerah lain juga mempunyai budaya yang mempresentasikan tokoh laki-laki seperti randai di Kuansing atau Sumatera Barat, Mamandak di Kalimantan. Kegiatan budaya ini bukan hanya baru tahun ini dilaksanakan namun jauh kebelakang sudah dilakukan bahkan mungkin di zaman belanda dan jangan sampai mematikan budaya kita" tambahnya.

Lanjutnya," Festival pengantin sahur juga diliput oleh Tim Balai Cagar Budaya Tanjung Pinang yang datang melakukan seksi dokumentasi untuk dijadikan sebuah kajian, film dokumenter, dan buku yang insyaAllah akan didaftarkan sebagai budaya non-benda ketingkat Nasional.

Tambahnya," Peserta pawai Festival pengantin sahur hanya berjumlah dua peserta, berbeda dengan tahun sebelumnya yang mencapai 16 peserta namun tidak menyurutkan kemeriahan pawai itu sendiri. Pawai Festival pengantin sahur tahun ini dimenangkan oleh Rt.02 Rw.05,".(fj)
deskripsi gambar
Diberdayakan oleh Blogger.