Header Ads

deskripsi gambar

Ibu Muda Tega Gorok Anak Kandungnya Berusia 13 Bulan

Foto 
Indragirione.com - Malang menimpa Muhammad Ridwan Maulana. Bayi 13 bulan ini tewas di tangan ibu kandungnya, Huriah. Tragisnya, bayi laki-laki ini disembelih sang ibu di pangkuannya.


Kabar perbuatan perempuan 36 tahun asal Dusun Tunjang Utara Desa Paokmotong Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur, ini tersiar beberapa saat setelah kejadian. Waktu itu, sekitar pukul 16.00 Wita, Kamis (24/1)  Huriah datang menemui saudaranya, Johariah.



Johariah kemudian merasa curiga dengan gelagat saudaranya yang tidak membawa bayinya. ‘’Dimana anakmu?,’’ tanya Johariah seketika.

Dengan wajah linglung, Huriah mengaku meninggalkan bayinya di rumah sendirian. Dengan wajah polos tanpa dosa juga, Huriah mengaku telah menggorok bayinya. Kemudian meninggalkannya sendiri tergeletak di dalam kamar rumahnya.

Johariah yang tercengang dengan jawaban saudaranya itu berusaha menenangkan diri. Ia bertanya lagi perihal perbuatan saudaranya itu. ‘’Mana Rido? (sapaan Muhammad Ridwan Maulana),’’ tanya Johariah sekali lagi.

Tapi jawaban Huriah tetap sama, bahwa ia telah menggorok bayinya dan meninggalkan mayatnya sendiri di rumahnya. Johariah yang tampak tak kuasa menahan rasa nyeri di dadanya kemudian berlari ke rumah Huriah. Rumah yang kebetulan berjarak tak terlalu jauh dengan rumahnya.

Tanpa banyak tanya, Johariah langsung masuk ke dalam rumah saudaranya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat aliran darah di dekat sosok keponakannya yang tertidur pulas. Setelah dipegangnya bayi itu, ternyata sudah terbujur kaku bak seeonggok batu. Setelah memastikan keponakannya tak bernyawa, Johariah langsung menghubungi kepala dusun setempat. ‘’Setelah memastikan kejadian itu, saya langsung menghubungi kepala dusun,’’ tuturnya.

Kesalahan Hurian ternyata tak sepenuhnya ditimpakan kepada perempuan malang itu. Ternyata Huriah dikenal sakit selama ini. Tak hanya oleh keluarganya tetapi juga semua tetangganya. Jika penyakitnya sudah kambuh, maka Huriah akan terlihat murung. Dia akan termenung dengan tatapan mata kosong seperti berada di alam lain.

Tak hanya itu, Huriah juga kadang akan marah-marah. Ia menunjukkan kemarahannya dengan hendak menggigit siapa pun di depannya, jika sudah kambuh. ‘’Pelaku sudah dibawa ke RSJ tahun 2015 lalu, tapi dipulangkan oleh dokter,’’ tutur Imran, tetangga Huriah.



Sebelum membunuh anaknya, sambung Imran, beberapa kali Huriah juga mengatakan hendak pergi ke Malaysia. Tetapi, pihak keluarga melarangnya dengan pertimbangan kondisi fisiknya yang kurang sehat dan sering kambuh. “Selain kondisi pelaku yang sering kambuh, anaknya juga masih kecil. Bayinya masih membutuh ASI ibunya,” ujarnya.

Menurut Imran, pelaku ini mulai mengidap penyakit setelah bercerai dari suami pertamanya. Menurut keterangan pelaku sendiri, waktu itu ia ditinggal selingkuh oleh suaminya sehingga berujung perceraian.

‘’Pelaku sudah tiga kali menikah, pertama ke Lombok Tengah, kemudian Pancor Kopong, dan terakhir di wilayah Pademara, tetapi bercerai dan saat ini ia tinggal sendiri,” ujarnya.

Berbicara keseharian pelaku, Huriah merupakan orang yang rajin membantu siapapun. Bahkan, pada saat warga menggelar acara, pelaku selalu membantu tetangganya. “Jadi kalau dia sedang normal, pelaku biasa saja. Tetapi kalau pelaku sedang diam berarti penyakitnya kambuh lagi, dan itu semua orang sudah tahu,” akunya.



Huriah sendiri mengaku membunuh anak bayinya karena ada bisikan gaib. Makhluk tak tampak mata itu konon menyuruh membunuh anaknya karena anak Dajjal. “Saya menyembelihnya karena ada bisikan itu,” singkatnya sambil menundukkan kepala.

Kanit PPA Polres Lombok Timur, IPDA I Made Dwi Putuyasa menyampaikan, untuk mengetahui pelaku sehat atau tidaknya, pihaknya akan membawa tim ahli.

Yang berhak mengatakan pelaku kurang sehat atau tidak adalah ahlinya sendiri. “Karena tidak mungkin seorang ibu akan membunuh anaknya, sehingga pemeriksaa kejiwaan sangat perlu dilakukan. Apalagi melihat wajahnya ini masih terlihat kosong,” ujarnya.

Meski ada pernyataan pihak keluarga pelaku sendiri pernah dibawa berobat di Rumah Sakit Jiwa, tetapi hingga saat ini belum ada buktinya. Baik dari obatnya atau sejenisnya.

Sehingga kasus ini masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut guna bisa menetapkan tersangka atau tidaknya. “Hingga saat ini kita belum tetapkan sebagai tersangka, karena ayah korban masih fokus memakamkan anaknya.

Yang jelas kasus ini akan kita lanjutkan, dan untuk sementara kita masih amankan di Polres Lombok Timur,” pungkasnya.

(za/pojoksatu)
deskripsi gambar
Diberdayakan oleh Blogger.