Pemerkosa dan Pembakar Ibu Muda, Ternyata Pacarnya yang Dipengaruhi Narkoba
Foto : |
“Kalau cerita dari teman-teman korban memang AS ini pacarnya Inah, karena sama-sama di Gelumbang,” kata Sepupu Korban, Jaka Saputra (26) saat ditemui di RS Bhayangkara, Rabu (23/1).
Berdasarkan informasi dari rekannya korban, AS dan Inah menjalin hubungan sejak satu tahun terakhir. Sebelumnya, AS merupakan mantan korban sewaktu di bangku SMA.
Namun, hubungan mereka merenggang setelah Inah menikah dengan suaminya. Tapi, setelah cerai keduanya kembali menjalin hubungan. “Kami tidak tahu pasti, karena Inah ini orangnya tertutup dan tak mau cerita kalau ada masalah,” terangnya.
Hingga, pada Jumat (18/1) Inah dihubungi oleh pelaku AS. Namun, korban sempat menolak permintaan dari pelaku karena sibuk mengurus Kartu Keluarga (KK).
Ia mengakui, Inah ini sudah sering ditelpon temannya untuk diajak pergi. Namun, saat sore korban selalu pulang. Tapi pada saat kejadian telpon korban sudah tidak aktif lagi.
“Soal utang kami tidak tau pasti karena Inah tak mau cerita,” tutupnya.
Sementara itu, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengakui jika korban dan AS merupakan teman sejak SMA. AS merupakan pengedar narkoba di Kabupaten Muaraenim. Kepastian ini didapatkan dari keempat tersangka yang berhasil ditangkap.
“Jadi mereka ini sebelum melancarkan aksi ini mengkonsumsi narkoba dulu,” singkatnya.
Sebelumnya, Polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan sadis ibu muda Inah Antimurti, yang disertai pembakaran. Narkoba menjadi salah satu pemicu terjadinya aksi pemerkosaan yang disertai pembunuhan tersebut.
Hal ini terbukti dari hasil tes urine yang dilakukan terhadap empat tersangka yang diantaranya dua anak dibawah umur dan difabel (tunawicara/bisu).
Tersangka, Abdul Malik (22) mengakui jika sebelum kejadian dirinya diajak AS untuk menghisap sabu terlebih dahulu bersama empat rekannya.
Usai menghisap sabu, AS pun menelpon korban hingga akhirnya korban pun datang ke kontrakan AS di Desa Talang Taling, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim.
“Awalnya kami berempat hanya disuruh berjaga di depan kontrakannya saja pak,” katanya saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Rabu (23/1).
Kemudian, mereka pun mendengar suara korban berontak hingga akhirnya pelaku masuk untuk membantu memegangi tangan dan kaki korban.
“Saya bantu pegang kakinya pak saat diperkosa oleh AS,” terangnya.
Hingga, AS pun memukul korban dengan balok kayu dan tewas. Barulah, dirinya pun ikut memperkosa korban yang sudah meninggal.
Sedangkan, pelaku lainnya hanya menyaksikan saja. Kemudian, sekitar pukul 10 malam dirinya bersama empat rekannya mengikat korban dan mengangkut korban menggunakan mobil untuk dibuang dan dibakar.
(za/pojoksatu)
Post a Comment