Permainan Tradisional Membantu Perkembangan Anak Usia Dini
Rika Devianti, S.Pd., M.Pd Dosen STAI Auliaurrasyidin |
Indragirione.com, - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu pendidikan yang dimulai sejak 2-6 tahun. Pada usia ini merupakan masa keemasan yang perlu mendapat perhatian dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
PAUD di upayakan sebagai pembinaan yang dilakukan untuk membantu proses pemberian rangsangan pertumbuhan dan perkembangan berbagai aspek pada anak, agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 137 Tahun 2014 Pasal 10, ada enam aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini, yaitu moral dan nilai-nilai agama, kognitif, fisik-motorik, bahasa, social-emosional, dan seni. Seluruh aspek tersebut sama-sama bernilai dan sangat penting untuk dikembangkan hingga mencapai kematangan.
Pengembangan berbagai aspek tersebut perlu mendapat perhatian penting bagi guru maupun orangtua untuk diberikan stimulasi kepada anak. Banyak factor yang mampu merangsang perkembangan tersebut. Salah satu faktornya adalah dengan pemberian permainan tradisional.
Permainan dan bermain memiliki arti penting bagi anak, selain menimbulkan perasan bahagia, mereka juga akan belajar. Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi anak dan anak akan menguasai berbagai macam benda, memahami sifatnya, dan memahami kejadian/peristiwa dilingkungan tempat berlangsungnya permainan tersebut.
Suasana bermain, anak mampu menunjukan minat, bakat, fantasi/khayalan-khayalan dan kecendrungannya serta anak akan memahami berbagai kondisi emosi yang muncul, seperti perasaan senang, gembira, tegang, kepuasaan dan kecewa, kemudian anak akan memahami berbagai aturan-aturan ketika bermain, mematuhi norma sebagai larangan, setia, jujur, empati, simpati, kasih-sayang, kerja sama, dan lain sebagainya.
Permainan demikian merupakan pendidikan pralatihan sebelum anak memasuki lingkungan yang lebih luas.
Menurut hasil penelitian Nur (2013) bahwa permainan tradisional memberikan dampak yang sangat baik dalam membantu mengembangkan keterampilan emosi dan social anak.
Kemudian hasil penelitian Kurniati (2011) yang menunjukan bahwa permainan tradisional dapat menstimulus anak dalam mengembangkan kerja sama, membantu anak dalam menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkonsikan anak dalam mengontrol diri, mengembangkan sikap emapati terhadap teman, mentaati aturan, dan menghargai orang lain.
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, maka permainan tradisional sangat berperan penting membantu pengembangan berbagai aspek pada anak usia dini. Seperti, anak mampu mengembangkan sosialisasi dengan lingkungannya, melatih kemampuan bahasa anak, meningkatkan cara berfikir/meningkatkan inteligensi, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kreativitas, dan lain sebagainya
Suasana bermain, anak mampu menunjukan minat, bakat, fantasi/khayalan-khayalan dan kecendrungannya serta anak akan memahami berbagai kondisi emosi yang muncul, seperti perasaan senang, gembira, tegang, kepuasaan dan kecewa, kemudian anak akan memahami berbagai aturan-aturan ketika bermain, mematuhi norma sebagai larangan, setia, jujur, empati, simpati, kasih-sayang, kerja sama, dan lain sebagainya.
Permainan demikian merupakan pendidikan pralatihan sebelum anak memasuki lingkungan yang lebih luas.
Menurut hasil penelitian Nur (2013) bahwa permainan tradisional memberikan dampak yang sangat baik dalam membantu mengembangkan keterampilan emosi dan social anak.
Kemudian hasil penelitian Kurniati (2011) yang menunjukan bahwa permainan tradisional dapat menstimulus anak dalam mengembangkan kerja sama, membantu anak dalam menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkonsikan anak dalam mengontrol diri, mengembangkan sikap emapati terhadap teman, mentaati aturan, dan menghargai orang lain.
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, maka permainan tradisional sangat berperan penting membantu pengembangan berbagai aspek pada anak usia dini. Seperti, anak mampu mengembangkan sosialisasi dengan lingkungannya, melatih kemampuan bahasa anak, meningkatkan cara berfikir/meningkatkan inteligensi, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kreativitas, dan lain sebagainya
Post a Comment