Surya Paloh Manuver Itu Bentuk Pelawanan, Jokowi Cuma Bilang Begini
Indragirione.com, – Manuver Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh yang bertandang ke beberapa markas partai oposisi, seperti PKS dan PAN memiliki makna tersendiri.
“Manuver ini tampaknya simbol perlawanan terhadap Presiden Jokowi dan anggota koalisi,” kata pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe, Sabtu (2/11).
Ia menduga, perlawanan tersebut berkaitan dengan sikap Presiden Joko Widodo Jokowi yang menerima bergabungnya partai Gerindra.
Bergabungnya Gerindra ke dalam koalisi pemerintah membuat Surya Paloh tak nyaman di dalam koalisi Kabinet Indonesia Maju yang didalamnya terdapat Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.
“Dugaan saya perlawanan ini akibat masuknya barisan Gerindra dalam kabinet, apalagi sebelumnya Prabowo merupakan pesaing keras dalam Pilpres kemarin,” tegasnya.
Melihat kecenderungan ini, kemungkinan Nasdem untuk berpindah haluan ke kubu oposisi bukan menjadi hal yang mustahil.
“Safari politik Paloh bisa jadi sinyal kuat akan menjadi barisan oposisi sehingga sekarang mereka sedang berupaya merangkul partai lain yang tidak ada dalam kabinet Jokowi,” tandasnya.
Sementara itu, Jokowi menanggapi santai manuver Surya Paloh yang bertemu PKS dan PAN.
Menurut Jokowi, pertemuan petinggi partai adalah hal biasa dalam berpolitik.
“Biasa saja. Partai ketemu partai biasa. Tokoh politik ketemu ya biasa. Biasa sekali. Enggak ada masalah,” kata Jokowi dalam dialog bersama wartawan Istana Kepresidenan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Jokowi meminta agar pertemuan tersebut tidak disalahartikan bahwa koalisi pemerintahan tengah rapuh. NasDem merupakan salah satu partai pendukung Jokowi saat Pilpres 2019 dan bergabung mendukung pemerintah. Sedangkan PKS berkomitmen menjadi oposisi.
Jokowi mengatakan, bisa saja pertemuan itu terjadi karena Surya Paloh sudah lama tidak berjumpa dengan Sohibul Iman.
“Mungkin dengan saya ndak begitu kangen,” gurau Jokowi.
(rmol/pojoksatu)
“Manuver ini tampaknya simbol perlawanan terhadap Presiden Jokowi dan anggota koalisi,” kata pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe, Sabtu (2/11).
Ia menduga, perlawanan tersebut berkaitan dengan sikap Presiden Joko Widodo Jokowi yang menerima bergabungnya partai Gerindra.
Bergabungnya Gerindra ke dalam koalisi pemerintah membuat Surya Paloh tak nyaman di dalam koalisi Kabinet Indonesia Maju yang didalamnya terdapat Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.
“Dugaan saya perlawanan ini akibat masuknya barisan Gerindra dalam kabinet, apalagi sebelumnya Prabowo merupakan pesaing keras dalam Pilpres kemarin,” tegasnya.
Melihat kecenderungan ini, kemungkinan Nasdem untuk berpindah haluan ke kubu oposisi bukan menjadi hal yang mustahil.
“Safari politik Paloh bisa jadi sinyal kuat akan menjadi barisan oposisi sehingga sekarang mereka sedang berupaya merangkul partai lain yang tidak ada dalam kabinet Jokowi,” tandasnya.
Sementara itu, Jokowi menanggapi santai manuver Surya Paloh yang bertemu PKS dan PAN.
Menurut Jokowi, pertemuan petinggi partai adalah hal biasa dalam berpolitik.
“Biasa saja. Partai ketemu partai biasa. Tokoh politik ketemu ya biasa. Biasa sekali. Enggak ada masalah,” kata Jokowi dalam dialog bersama wartawan Istana Kepresidenan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Jokowi meminta agar pertemuan tersebut tidak disalahartikan bahwa koalisi pemerintahan tengah rapuh. NasDem merupakan salah satu partai pendukung Jokowi saat Pilpres 2019 dan bergabung mendukung pemerintah. Sedangkan PKS berkomitmen menjadi oposisi.
Jokowi mengatakan, bisa saja pertemuan itu terjadi karena Surya Paloh sudah lama tidak berjumpa dengan Sohibul Iman.
“Mungkin dengan saya ndak begitu kangen,” gurau Jokowi.
(rmol/pojoksatu)
Post a Comment